Honda dalam sejarah World Superbike tidak lain hanyalah sebuah penampilan. Dia memenangkan enam gelar pembalap dan empat gelar konstruktor. Itu menang dengan orang-orang seperti Fred Merkel, John Kocinski, Colin Edwards dan James Toseland. Mahkota dunia terakhir adalah dari tahun 2007 yang sekarang jauh.
HRC tidak resmi hadir di kejuaraan sejak 2003 dan baru kembali pada 2020, tahun di mana CBR1000RR-R Fireblade baru memulai debutnya. Target merebut gelar lagi belum dekat. Upaya ekonomi dan teknis tidak berkurang dalam beberapa tahun terakhir, tetapi banyak pekerjaan diperlukan untuk bertarung secara konsisten bersama Ducati, Yamaha, dan Kawasaki. Podium Xavi Vierge baru-baru ini di Indonesia memberikan kepercayaan diri untuk masa depan.
Superbike, Honda tidak akan kembali ke mesin V
Ada penggemar Honda yang menyerukan kembalinya penggunaan mesin V, yang telah dimenangkan pabrikan Jepang itu lima dari enam gelar pebalap Superbike-nya. Namun, Yuzuru Ishikawa A Speedweek menjelaskan mengapa empat baris lebih disukai: “Kami harus memperhitungkan penggunaan jalan dan balap. Sepeda motor Superbike harus didasarkan pada produksi dan persyaratan yang harus dipenuhi harus diperhatikan. Secara khusus, standar kebisingan dan emisi. Kami membutuhkan ruang di motor untuk mengadopsi solusi teknis yang memungkinkan kami memenuhi standar ini. Dengan mesin segaris ada lebih banyak ruang dan keseimbangan motor juga lebih baik dibandingkan dengan V4“.
Pemimpin proyek Honda memberikan perincian lebih lanjut tentang pilihan perusahaan yang berbasis di Tokyo untuk tidak mengadopsi mesin V4: “Pada sepeda balap kami menggunakan ruang untuk menempatkan komponen lain yang berfungsi untuk mencapai keseimbangan sempurna dan performa tinggi. Dengan mesin V4 kami harus berkompromi, misalnya dengan distribusi bobot. Itu sebabnya kami memilih mesin inline“.
Akankah CBR1000RR-R berjaya di SBK?
Harus dikatakan bahwa mesin empat silinder segaris tampaknya bukan masalah utama pada CBR1000RR-R Fireblade saat ini, karena Iker Lecuona dan Xavi Vierge bertahan di lintasan lurus. Ada aspek lain yang coba diintervensi oleh tim HRC agar para pebalapnya lebih kompetitif. Elektronik dan sasis, khususnya.
Kami akan melihat apakah proyek saat ini terbukti berhasil dalam jangka pendek. Meskipun kata-kata Ishikawa tampak cukup jelas hari ini, perubahan filosofi di masa depan tidak boleh dikesampingkan. Jika perusahaan yang berbasis di Tokyo itu gagal berjaya di World SBK, mereka bisa memikirkan kembali pilihannya.
Foto: Honda