Remy Gardner kembali dari akhir pekan tertentu di Indonesia. Bahkan, gastroenteritis akut membuatnya melewatkan FP3, Superpole, dan Race 1 pada hari Sabtu. Kejadian tak terduga yang sebenarnya tidak kita inginkan.
Tapi pada hari Minggu dia kembali ke Yamaha R1 dan menjadi protagonis hebat di Race 2. Mulai dari kotak kedua puluh dan terakhir di grid, dia naik ke posisi kesebelas sebelum bendera merah. Setelah balapan dimulai kembali, ia berhasil finis ketujuh. Meski kondisi fisiknya kurang optimal, ia mengakhiri akhir pekan di Mandalika dengan hasil terbaik yang diraihnya sejauh ini di Kejuaraan Dunia Superbike.
Superbike, Gardner dirawat di rumah sakit setelah Mandalika
Gardner meninggalkan Indonesia untuk kembali ke Andorra, tempat tinggalnya. Sekembalinya, dia terus merasa tidak enak badan dan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Pembalap Australia itu memposting foto dirinya di Instagram yang menunjukkan dia dirawat di rumah sakit. Dan dia menulis kata-kata berikut: “Kemarin saya kembali ke rumah sakit. Saya masih merasa tidak enak. Mereka melakukan tes, saya terkena infeksi bakteri E. Coli dan dua virus di perut saya“.
Rasa tidak enak badan dan rasa sakit membuatnya meminta intervensi dari dokter, yang setelah memeriksa kasus tersebut menemukan bahwa usus dan perutnya sebenarnya tidak beres. Pembalap Australia itu bukan satu-satunya pebalap Superbike yang mengalami masalah kesehatan di Mandalika. Mereka mungkin telah memakan makanan yang terkontaminasi dan/atau meminum air yang terkontaminasi. Escherichia Coli juga ditularkan melalui kontak antar manusia, sehingga orang yang terinfeksi dapat menulari orang lain dengan menyentuhnya.
Remy ingin tetap berada di puncak SBK
Gardner pasti akan pulih sepenuhnya dengan dimulainya kembali musim WorldSBK, yang dijadwalkan pada akhir pekan 21-23 April di Assen. Dia mengenal Sirkuit TT dengan sangat baik (dia finis kedua di balapan Moto2 2021) dan akan berusaha untuk tetap sedekat mungkin dengan pembalap terbaik di kategori tersebut. Tahun ini tujuannya adalah untuk konsisten berada di posisi 10 besar dan mampu merebut beberapa podium.
Dia memiliki bakat untuk memantapkan dirinya pada level yang sangat baik di Superbike, tetapi tahun pertama sebagai rookie tidak pernah mudah. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Moto2 dan MotoGP. Tim GYTR GRT Yamaha mewakili lingkungan yang sangat baik untuk tumbuh dan mencapai hasil yang penting, tetapi butuh waktu untuk lebih beradaptasi dengan ban R1 dan Pirelli.